Pengobatan tradisional memiliki sejarah yang sangat panjang. Selama ratusan atau bahkan ribuan tahun, pengobatan tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya dan kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia. Praktik ini mencerminkan warisan budaya yang kaya dan pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merupakan badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah mengakui pentingnya pengobatan tradisional melalui strategi khusus yang bertujuan mendukung penggunaannya secara aman dan efektif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengakui keberagaman praktik pengobatan tradisional, komplementer, dan integratif di seluruh negara di dunia dan kontribusinya terhadap kesehatan, kesejahteraan, perawatan kesehatan yang berpusat pada masyarakat, dan cakupan kesehatan universal.
Tahun 2014 WHO memperkenalkan Traditional Medicine Strategy 2014–2023 untuk mempromosikan integrasi pengobatan tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional yang didasarkan pada tiga pilar utama.
Pertama, meningkatkan Pengetahuan dan Bukti Ilmiah. WHO mendorong penelitian terhadap pengobatan tradisional untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Ini termasuk studi klinis terhadap bahan-bahan herbal, teknik pijat, dan praktik holistik lainnya.
Kedua, mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem kesehatan modern. Banyak negara telah mengadopsi pengobatan tradisional sebagai bagian dari layanan kesehatan resmi. Misalnya, di Tiongkok, akupunktur dan ramuan tradisional telah menjadi bagian dari praktik medis modern.
Ketiga, penguatan Regulasi: WHO mendorong negara-negara untuk mengatur pengobatan tradisional guna melindungi masyarakat dari praktik yang tidak aman dan memastikan kualitas layanan.
Pengakuan ini penting karena lebih dari 80% populasi di beberapa negara berkembang bergantung pada pengobatan tradisional untuk kebutuhan kesehatan dasar mereka.
Namun, WHO juga menekankan perlunya bukti ilmiah yang kuat untuk memastikan bahwa praktik-praktik tersebut aman dan efektif.
Pengobatan Tradisional Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, memiliki tradisi pengobatan tradisional yang sangat kaya. Salah satu bentuk yang paling dikenal adalah jamu, yaitu ramuan herbal yang digunakan untuk berbagai tujuan kebugaran dan kesehatan.
Selain itu, teknik seperti pijat tradisional (urut) juga sangat populer untuk mengatasi berbagai keluhan fisik, termasuk diantaranya masalah alat vitalitas terutama untuk mengatasi masalah seperti ejakulasi dini, disfungsi ereksi, dan penurunan vitalitas
Di Indonesia, praktik pengobatan vitalitas secara tradisional biasanya melibatkan dua elemen utama.
Pertama, metode pemijatan Tradisional Pemijatan pada area sekitar alat vital dilakukan dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah ke area alat vital, yang dapat membantu mengatasi disfungsi ereksi, menguatkan jaringan otot khususnya pada otot-otot di sekitar pangkal paha dan perut bawah untuk meningkatkan stamina, relaksasi saraf untuk membantu mengurangi stres yang sering menjadi penyebab masalah seksual.
Kedua, penggunaan Herbal Tradisional berupa penggunaan minyak atau ramuan herbal seperti pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang dipercaya dapat meningkatkan produksi testosteron secara alami, purwoceng yaitu ramuan tradisional ini terkenal sebagai afrodisiak untuk meningkatkan gairah dan stamina, dan minyak herbal dengan bahan alami seperti jahe atau kunyit sering digunakan untuk pemijatan.
Diakui Internasional
Pengakuan PBB terhadap pengobatan tradisional menunjukkan pentingnya menjaga dan mengembangkan praktik yang didasarkan pada warisan budaya.
Terapi pengobatan alat vital tradisional adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional yang berpotensi diakui secara lebih luas, asalkan didukung oleh penelitian ilmiah dan regulasi yang jelas.
Dengan upaya yang tepat, praktik ini dapat menjadi salah satu solusi alami untuk masalah kesehatan pria, sekaligus memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia. (*)
Kata Kunci : Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui pentingnya pengobatan tradisional
Mahasiswa KKN UNDIP Wujudkan Pojok Literasi di Desa Dersansari
07 Sep 2025, 8:41 WIB
07 Sep 2025, 14:26 WIB
06 Sep 2025, 19:49 WIB
06 Sep 2025, 19:19 WIB
05 Sep 2025, 21:51 WIB
04 Sep 2025, 12:35 WIB
01 Sep 2025, 19:16 WIB
28 Agu 2025, 10:01 WIB
Tradisional
27 Agu 2025, 21:44 WIB
26 Agu 2025, 22:17 WIB
24 Agu 2025, 11:09 WIB
19 Agu 2025, 19:09 WIB
19 Agu 2025, 15:50 WIB
19 Agu 2025, 18:42 WIB
19 Agu 2025, 11:38 WIB
19 Agu 2025, 19:34 WIB
19 Agu 2025, 19:59 WIB
19 Agu 2025, 20:13 WIB
19 Agu 2025, 18:57 WIB
19 Agu 2025, 19:48 WIB
18 Agu 2025, 20:00 WIB
18 Agu 2025, 23:19 WIB
18 Agu 2025, 22:56 WIB
18 Agu 2025, 22:45 WIB
Dukung kami sajikan berita Inspirasional dan Independen Melalui Google...