Dahulu kala, gulo puan ini konon adalah makanan para bangsawan, sebagai upeti dari masyarakat Pampangan, OKI, kepada Sultan Palembang. Bahan utamanya adalah kerbau rawa (Bubalus Bubalis Carabauesis) Pampangan. Kerbau rawa adalah salah satu hewan asli Indonesia yang melakukan ritual makan dengan cara unik, yaitu kebiasaannya makan sambil menyelam air.
Populasi kerbau rawa Pampangan saat ini semakin sedikit, karena lahan gembalaannya semakin berkurang akibat kebakaran hutan tahun 2014 -2015 lalu. Karenanya, pembuatan gulo puan tidak dapat dilakukan setiap hari. Jumlah kerbau rawa Pampangan yang jauh berkurang dan hampir punah inilah yang sangat mempengaruhi ketersediaan gulo puan.
Salah satu desa pembuat gulo puan adalah Desa Bangsal di OKI. Namun, kini makanan enak ini sulit ditemukan di desa pembuatnya. Hal itu karena daerah ini jauh dan sulit dijangkau. Butuh perjuangan untuk sampai ke lokasi. Kondisi dan kualitas jalanan Desa Bangsal tidak mulus, berliku, berbatu, licin, dan masih tanah merah. Untuk sampai ke lokasi butuh waktu 3-4 jam yang harus kita tempuh dengan kendaraan bermotor dari kota hingga sampai di Desa Bangsal. Kendala-kendala inilah yang ikut serta mempengaruhi makin sulitnya gulo puan kita dapatkan.
Baca Juga : Hedging Diplomacy Indonesia Menjaga Keseimbangan Kawasan Indo-PasifikKata Kunci : gulo puan, palembang, kuliner
13 Nov 2025, 9:34 WIB
13 Nov 2025, 9:40 WIB
13 Nov 2025, 10:02 WIB
13 Nov 2025, 10:13 WIB
13 Nov 2025, 10:22 WIB
13 Nov 2025, 11:02 WIB
13 Nov 2025, 11:33 WIB
13 Nov 2025, 11:25 WIB
13 Nov 2025, 12:25 WIB
13 Nov 2025, 17:58 WIB
13 Nov 2025, 14:31 WIB
13 Nov 2025, 14:03 WIB
13 Nov 2025, 17:53 WIB
13 Nov 2025, 12:10 WIB
13 Nov 2025, 11:57 WIB
13 Nov 2025, 11:48 WIB
13 Nov 2025, 11:40 WIB
08 Nov 2025, 12:58 WIB
13 Okt 2025, 1:37 WIB
13 Okt 2025, 1:52 WIB
13 Okt 2025, 1:15 WIB
13 Okt 2025, 0:59 WIB
09 Okt 2025, 19:44 WIB
Tradisional
08 Okt 2025, 16:00 WIB

Dukung kami sajikan berita Inspirasional dan Independen Melalui Google...